Anton

Sabtu, 27 Oktober 2012

Penjelasan Kinerja Performa Volumemetrik (VE) Produk TORATORA


Keterangan :
  • PB (kw) menunjukan hasil pengujian peningkatan Hp ( Horse power).
  • T (Nm) menunjukan hasil pengujian peningkatan Torsi.
  • Sfc (kg/kw hr) menunjukan hasil pengujian efisiensi bahan bakar.
  • Bmep (bar) menunjukan hasil pengujian tekanan.
  • Eff (%) (VE) menunjukan hasil peningkatan efisiensi kinerja daya mesin secara menyeluruh.
Kesimpulan :
Dari hasil pengujian motor bensin untuk BBM bensin premium dibandingkan dengan BBM bensin premium ditambah ToraTora MG1367T, maka hasil peningkatan tertinggi (puncak) yang dicapai, yaitu :
  • PB (kw) terjadi peningkatan Hp pada posisi rpm yang mendekati sama.
  • Sfc (kg/kw hr) terjadi peningkatan efisiensi BBM pada posisi rpm yang mendekati sama.
  • Torsi (Nm) terjadi peningkatan torsi pada posisi rpm yang mendekati sama.
  • Eff (%) (VE) terjadi peningkatan efisiensi kinerja mesin pada posisi rpm yang mendekati sama.
  • Suatu kapasitas nilai Volumetrik Efisiensi Mesin (VE), kinerjanya sangat dipengaruhi oleh faktor desain Intake dan Rpm mesin serta didukung kinerja pembakaran BBM yang sempurna, sesuai dengan ketentuan hukum standarnya dimana suatu kapasitas nilai VE mesin tersebut, seharusnya meningkat linear seiring dengan naiknya Rpm mesin tersebut.
  • Suatu kapasitas nilai VE akan berkurang secara otomatis ketika Air Fuel Ratio (AFR) pembakaran BBM menjadi lebih rendah dari 14,7 : 1, hal ini akan  berakibat pada nilai  besaran energi panas BBM (HV) yang dihasilkannya akan berkurang.
  • Kapasitas nilai VE suatu mesin akan dapat bertambah di Rpm yang sama, hal ini dapat ditunjukan ketika performa suatu mesin, mengalami perubahan Power mesin peningkatan  di Rpm yang sama / suatu Power yang besar pada Rpm rendah, dan jika  dibandingkan dengan kondisi Rpm dan Power yang sama sebelumnya, dan kinerja akselerasi mesin akan menjadi ringan.
  • Pada umumnya untuk mendapatkan suatu Power yang besar pada Rpm rendah, dilakukan solusi perubahan Engine displacement (kapasitas mesin) 'dengan harus dirubah menjadi lebih besar /bore up/stroke up) atau gunakan kendaraan bermesin diatas 3.000 CC).
  • Suatu mesin berkapasitas mesin (CC) nya kecil untuk mendapatkan suatu Power yang besar maka harus berkinerja dengan Rpm yang tinggi.
  • Untuk mendapatkan solusi kinerja mesin 'ber Power besar pada Rpm yang lebih rendah, solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas nilai VE mesin tersebut'.
  • Dalam rangka untuk  meningkatkan kapasitas nilai VE tersebut, diciptakan teknologi VVT-i, VTEC, VANOS, SUPERCHARGE, TURBOCHARGE.
  • Produk TORATORA MAGIC REJUVENATE GREEN FUEL & ENGINE TREATMENT adalah merupakan solusi utama dan unggul dalam  menciptakan peningkatan kapasitas nilai VE mesin dan mengatasi efek 'back pressure' serta menciptakan pembakaran BBM yang sempurna tersebut.
  • Perlu difahami guna pencapaian suatu performa puncak Torsi suatu mesin yang baik, adalah 'pada saat kapasitas nilai VE mesin dapat mencapai kapasitas nilai maksimum pada Rpm tertentu dan juga sangat dipengaruhi oleh desain header, dan kecepatan aliran fluida gas buang dari exhaust port harus  berkecepatan 73-79 meter/detik'.  
  • Pada dasarnya sesuai dengan ketentuan ilmu teknis mesin berhubungan sinergi dengan kualitas suatu BBM (Euro I, II, III, IV, V, VI) yang digunakan dan sesuai dengan kemajuan pencapaian suatu teknologi baru tersebut, sangat terbatas ditemukan produk yang mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kapasitas nilai VE dengan tanpa melakukan modifikasi mesin.
  • Penjelasan hasil uji banding POLBAN tersebut di atas dengan sangat jelas menunjukkan kemampuan produk TORATORA dalam menciptakan kenaikan nilai kapasitas VE suatu kinerja mesin.


Rabu, 24 Oktober 2012

Back Pressure Dan Volumemetrik Efisiensi Mesin (VE)

  • Efek dari proses pembakaran gas BBM sulit dibakar, dikarenakan faktor Volatilitas & Reid Vapor Pressure (RPV) / Tekanan Uap Reid yang tidak ideal), akan  mengakibatkan gas BBM mengalami pengembangan (ekspansi) & melambat,  sehingga tekanan menjadi bertambah besar yang berefek pada meningkatnya kinerja  'Back pressure' & gangguan kinerja Fuel Pressure Regulator (FPR).
  • Efek kinerja Back pressure yang meningkat ini akan berakibat pada efek 'pengurangan nilai volumetrik efisiensi mesin (VE) yang datang dari intake manifold, sehingga setingan AFR harus selalu menjadi dibawah 14,7 : 1,  sehingga BBM yang diinjeksikan selalu akan cenderung berlebihan - running fuel/ 'Rich',  kinerja pembakaran BBM akan menjadi sedikit/ tidak sempurna & power drop (ngempos) disertai kinerja putaran mesin berubah menjadi berat, berefek pada mahkota piston menjadi berkerak tebal, emisi gas buang yang tinggi. Jika efek kinerja 'Back Pressure' meningkat maka akan terjadi kinerja balik lagi ke up stream intake manifold & exhaust port) dimana berakibat pada efektifitas scavenging (kinerja penghisapan gas buang dari ruang bakar) menjadi kurang efektif, kemudian akan ada sebagian gas buang masuk lagi ke ruang bakar. Suatu kondisi terburuk dapat terjadi adalah pada saat overlap pembukaan katup masuk (intake valve) dan katup buang (exhaust valve), dimana gas buang ini dapat menyeberang masuk ke intake manifold. Udara segar akan terkontaminasi dengan gas buang yang sudah tidak bisa terbakar, sehingga berdampak performa Power akan lemah dan mulai boros BBM serta efek  kerusakan pada mesin.' 
  • Suatu kapasitas nilai Volumetrik Efisiensi Mesin (VE), kinerjanya sangat dipengaruhi oleh faktor desain Intake dan Rpm mesin serta didukung kinerja pembakaran BBM yang sempurna, sesuai dengan ketentuan hukum standarnya dimana suatu kapasitas nilai VE mesin  tersebut, seharusnya meningkat linear seiring dengan naiknya Rpm mesin tersebut.
  • Suatu kapasitas nilai VE akan berkurang secara otomatis ketika Air Fuel Ratio (AFR) pembakaran BBM menjadi lebih rendah dari 14,7 : 1, hal ini akan  berakibat pada nilai  besaran energi panas BBM (HV) yang dihasilkannya akan berkurang.
  • Kapasitas nilai VE suatu mesin akan dapat bertambah di Rpm yang sama, hal ini dapat ditunjukan ketika performa suatu mesin, mengalami perubahan Power mesin peningkatan  di Rpm yang sama / suatu Power yang besar pada Rpm rendah, dan jika  dibandingkan dengan kondisi Rpm dan Power yang sama sebelumnya, dan kinerja akselerasi mesin akan menjadi ringan.
  • Pada umumnya untuk mendapatkan suatu Power yang besar pada Rpm rendah, dilakukan solusi perubahan Engine displacement (kapasitas mesin) 'dengan harus dirubah menjadi lebih besar /bore up/stroke up) atau gunakan kendaraan bermesin diatas 3.000 CC).
  • Suatu mesin berkapasitas mesin (CC) nya kecil untuk mendapatkan suatu Power yang besar maka harus berkinerja dengan Rpm yang tinggi.
  • Untuk mendapatkan solusi kinerja mesin 'ber Power besar pada Rpm yang lebih rendah, solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kapasitas nilai VE mesin tersebut'.
  • Dalam rangka untuk  meningkatkan kapasitas nilai VE tersebut, diciptakan teknologi VVT-i, VTEC, VANOS, SUPERCHARGE, TURBOCHARGE.
  • Produk TORATORA MAGIC REJUVENATE GREEN FUEL & ENGINE TREATMENT adalah merupakan solusi utama dan unggul dalam  menciptakan peningkatan kapasitas nilai VE mesin dan mengatasi efek 'back pressure' serta menciptakan pembakaran BBM yang sempurna tersebut.
  • Jika efek 'back pressure' tersebut dapat dikurangi maka performa Power mesin akan dapat bertambah, dengan bertambahnya jumlah kandungan oksigen dan udara yang cukup dingin, maka pembakaran dalam ruang mesin akan sempurna guna meningkatkan performa Power yang lebih besar, sesuai ketentuan prinsip kinerja Intake Air Temperature (IAT) : dimana pada setiap penurunan suhu udara intake dapat dikurangi sebesar 10 derajat Celcius, maka suatu performa Power mesin juga akan dapat meningkat sebesar 5 Hp -  10 Hp.
  • Jika kecepatan aliran gas naik, maka tekanan statisnya pun akan turun, sebaliknya jika kecepatan aliran gas berkurang maka tekanan statisnya akan naik dan otomatis temperatur panasnya pun  akan berkurang', hal ini sesuai dengan ketentuan hukum dasar Maxwell dan Boltzman yang menjelaskan hubungan kinerja antara kecepatan molekul gas (RMS-Root Mean Square) adalah 'berbanding langsung dengan temperatur panas dari molekul gas'.
  • Perlu difahami guna pencapaian suatu performa puncak Torsi suatu mesin yang baik, adalah 'pada saat kapasitas nilai VE mesin dapat mencapai kapasitas nilai maksimum pada Rpm tertentu dan juga sangat dipengaruhi oleh desain header, dan kecepatan aliran fluida gas buang dari exhaust port harus  berkecepatan 73-79 meter/detik'.  
  • Ciri-ciri Bahan Bakar Minyak (BBM) Bensin yang 'TIDAK' memenuhi persyaratan standar BBM Bensin Otomotif yang baik :
1.       Tidak mudah menguap dan sulit terbakar sempurna ketika terjadi pengapian awal dalam setiap silinder mesin, sehingga berdampak kinerja mesin menjadi berat dan busi mengalami efek panas berlebihan.
2.       Tidak stabil secara reaksi kinerja kimia nya.
3.       Tidak terkontaminasi oleh kotoran dan air.
4.       Berkualitas Motor Octane Number (MON) dan Research Octane (RON) yang memenuhi persyaratan & ketentuan, makin tinggi nilai angka MON & RON tersebut maka BBM Bensin tersebut akan lebih baik.
5.       Busi akan mengalami efek kinerja seperti tampilan gambar-gambar dibawah ini, berikut dg keterangan penjelasannya. "Dengan membaca tampilan busi & ruang bakar, emisi gas buang anda, maka anda dapat mengindentifikasi petunjuk awal jika ada terjadi suatu masalah pada kinerja mesin kendaraan Anda sebelum menimbulkan efek Anda dirugikan dan terkuras dompetnya guna biaya perbaikan mesin nya."  
  • Gambar foto ini menunjukkan kondisi busi yang berkinerja dengan baik/normal. (V)


  


“Tampak pada gambar foto kondisi residu/tumpukan karbon belerang yang sedikit dan tidak cukup berat untuk menimbulkan efek yang merugikan pada kinerja kualitas performa mesin”. “Perhatikan warna dari cokelat berubah ke warna cokelat keabu-abuan, dan tampak minimalnya kondisi  erosi dari elektroda yang dengan jelas menunjukkan posisi dari steker dalam kisaran panas yang benar dan telah beroperasi dalam keadaan \"sehat\" di mesin”.
Masalah: "Tidak terdapatnya masalah disini jika anda dapat melihat/memerhatikan bagaimana kinerja busi yang normal penggunaannya". “Perhatikan bagaimana (residu) tumpukan kandungan karbon belerang dari kinerja kualitas proses pembakaran yang sedikit, dan busi ini tidak akan mempunyai efek merusak pada performa kualitas kinerja dari suatu mesin”.
Disamping itu ciri-cirinya: “Memiliki konektor coklat ke warna kelabu-tan, menunjukkan bahwa steker dalam kisaran panas yang benar dan beroperasi di mesin yang sehat”.
     
  •  Gambar foto dari kondisi busi yang kinerjanya mengalami diganjal/dihambat oleh residu/tumpukan karbon belerang. (CS)
                              Ciri-cirinya: “untuk bagian yang bisa menampung dan menempelnya kotoran hingga tersumbat,  seperti: saringan lembut, hitam, residu/tumpukan kandungan karbon belerangnya kotor, maka dengan mudah dapat diidentifikasi kondisi dari busi sesuai dengan gambar ini. Hal ini paling sering penyebabnya oleh faktor: terdapatnya banyaknya jumlah kandungan udara / bahan bakar mengalami proses pencampuran. Periksa udara tersumbat, atau masalah-float carburator dalam posisi tingkat tinggi, kondisi kualitas jarum atau kedudukannya yang sudah kurang baik/cacat/rusak dan hal lainnya”. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh: “lemahnya  tegangan pengapian, sebuah sistem preheating (pemanasan awal) yang berefek pada tidak berkinerjanya (asupan udara karburator), atau sangat rendahnya kinerja dari kuantitas daya kompresi silinder mesin”.
  • Gambar foto kondisi dari kinerja busi yang disebabkan oleh efek dari suatu kinerja kerusakan mekanis(D)
“Dapat disebabkan oleh benda asing yang sengaja memasuki ruang pembakaran BBM”.  Bila kondisi ini ditemukan: “Periksa silinder yang lainnya untuk mencegah terjadinya peningkatan kerusakan berikutnya, karena kemungkinan untuk adanya sebuah benda kecil dalam kondisi \"bergerak\" dari satu silinder ke silinder yang lain, di mana ada kemungkinan besar mengalami proses kinerja yang tumpang tindih di katup keluar”.  “Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kondisi kualitas dari busi yang sudah usang”:  “Sehingga tidak terpenuhinya kelayakan pada kualitas kinerja pencapaian busi yang memungkinkan piston untuk menyentuh atau berbenturan dengan tembakan akhir”.  “Sering kali ini disebabkan oleh kesalahan penanganan steker vis - vis dalam memasangnya”. “Hasil yang diperoleh terdapat proses kinerja percikan busur pengapian pada suatu titik yang tidak dapat diakses karena tercemar oleh udara luar / tercampurnya bahan bakar, sehingga menyebabkan beberapa masalah misfire”
  • Gambar foto ini tentang kondisi bui yang mengalami Insulator glazur. (G)
§                   “Glazur muncul dalam bentuk kekuningan, seperti warna pernis.  -Kondisi ini menunjukkan bahwa   
               tiba-tiba kondisi suhu busi meningkat dengan cepat, terjadi pada periode akselerasi kinerja percepatan kecepatan 
               kendaraan. -Akibatnya, pembakaran (residu)tumpukan kandungan karbon belerang yang nomal tidak memiliki 
               kesempatan untuk \"fluff-off\" seperti biasa”. “Sebaliknya, (residu) tumpukan kandungan karbon belerang yang 
               normal tersebut akan mencair untuk membentuk suatu lapisan konduktif dan kemacetan kinerjapun akan terjadi”.
  • Gambar foto ini tentang busi yang tercemar oleh splash. (S)
     “Ciri-cirinya: muncul kelihatannya atau\"melihat\" suatu (residu)/tumpukan kandungan karbon belerang 
       pada ujung tembak isolator”.  “Dan hal ini sering terjadi disebabkan karena  tertunda lama masa harus dilakukannya 
       tune-up pada mesin”. “ Ketika suhu pembakaran normal kembali,terjadi secara tiba-tiba pelepasan panas dengan 
       akselerasi yang sangat cepat dari unsur materi yang terkandung, dari mahkota piston atau katup kepala, dan 
       dilemparkan ke permukaan isolator panas”.
  • Gambar foto ini kondisi busi yang mengalami proses pengapian awal. (N)
    “Biasanya satu atau kombinasi dari beberapa kondisi operasi mesin adalah penyebab utama " 
       terjadinya kinerja pengapian awal".Hal itu mungkin berasal dari ruang pembakaran BBM yang muncul (residu) / 
       tumpukan kandungan  karbon belerang, dan kejadian " hot spot "di ruang pembakaran karena buruknya kontrol panas 
       mesin.  Kinerja "cross" pada lintasan tembakan listrik (induksi listrik antara kabel busi), atau steker rentang panas 
       terlalu tinggi untuk mesin atau kondisi kinerja operasinya”.
  • GAMBAR FOTO INI MENUNJUKAN KEADAAN MASALAH "BRIDGING". (BC)
     “Hal ini jarang terjadi pada mesin yang digunakan dijalannya. Perilaku agresif selama mengemudi 
       dijalan /di medan off-road, maka menyebabkan proses kinerja kualitas pembakaran harfiah dari (residu)/tumpukan 
       kandungan karbondioksida dapat dipacu dengan leluasa dan kemudian dampak dari kinerja ini dapat mengajukan jarak 
       antara elektroda”. “Penyebab lain yang menjembatani adalah ketika bahan-bahan halus yang menumpuk di sisi 
       elektroda mencair dan menjembatani kesenjangan ketika mesin tiba-tiba digunakan untuk membawa beban berat. 
       Kedua kondisi tersebut dapat mengakibatkan busi menjadi mati atau macet dalam kinerja akselerasi yang pendek”.
  • Gambar foto ini menunjukkan busi yang mengalami proses penymbatan/terganjal oleh debu. (TC)
          “Tampak pada bagian Loose warnanya abu-abu seperti terdapatnya (residu)kandungan karbon
       belerang berat di hidung insulator”. “Paduan konstituen, terutama dari oli mesin, bisa menitipkan abu ini kedalam 
       ruang pembakaran dan di permukaan dari steker”. “Hal ini dapat mengakibatkan auto-starter, dengan hilangnya fungsi 
       pengendalian dan kemungkinan kerusakan mesin”. “Jika mesin belum/menjadi tidak rusak, Anda dapat mengganti jenis 
       penggunaan minyak oli dan busi baru yang cocok”.
  • GAMBAR FOTO DARI BUSI YANG MENGALAMI GANJALAN. (NC)
      Akan ditemukan warna cokelat / kuning glazur dibagian puncak insulator”. “Beban menjadi tinggi,terjadi 
        proses konduktif dan menyebabkan pengapian yang bias/salah-tembak”. “Disebabkan oleh menggunakan aditif yang 
        tidak ada mempunyai kemampuan (CFR/Cooporated Fuel Resarch) sehingga memacu BBM mencapai ke dalam 
        hidung/puncak  insulator”.

Spark Plug - Masalah Pemecahan Masalah dengan Penglihatan
Berikut adalah berbagai gambar busi dan beberapa masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan penampilan busi:
Gambar 1 & 2: Ini adalah gambar busi normal, ujung isolator berwarna putih kelabu atau kuning keabu-abuan sampai dengan cokelat, dan ini menunjukkan kinerja operasional mesin yang baik dan kondisi rentang panas dari steker tepat. 

Gambar 3 & 4: Velvet yang menunjukkan kondisi deposit karbon berwarna hitam kussam pada bagian isolator, elektroda, shellnya, hal ini dapat disebabkan telah terjadinya proses pencampuran BBM dan udara yang keliru (Air Fuel Ratio), atau filter udara yang kotor, choke otomatis karburator yang rusak, busi kinerjanya dengan terlalu dingin atau ekstrim dalam mengemudi. 
Tindakan perbaikan: Lakukan penyetelan menyesuaikan penyetelan rasio campuran BBM dan udara (Air Fuel Ratio) yang tepat, bersihkan atau ganti filter udara dan jika mengalami kondisi suhu kinerja busi terlalu panas, sementara hentikan mengemudi kendaraan.
Gambar 5 & 6: Tampilan deposit basah dan mengkilat yang tampak pada busi tersebut dikarenakan oleh oli, di mana telah terjadi pencemaran yang disebabkan oleh komponen silinder /piston/katup (klep)/ring piston yang telah aus. Pada mesin 2 Tak ini menunjukkan kondisi rasio campuran BBM dan udara (Air Fuel Ratio) yang terlalu kaya. 
Tindakan perbaikan: Perbaiki/ ganti komponen yang aus dan dalam hal ini gunakan busi yang baru serta untuk mesin 2 Tak harus di stel penyesuaian campuran BBM dan udaranya (Air Fuel Ratio) yang tepat.
Gambar 7 & 8: Menunjukkan terdapat deposit berwarna kuning pada bagian isolator dikarenakan efek penggunaan BBM dengan aditif BBB yang mengandung timbale (MTBE) dalam kinerja mesin menjadi maksimal, sehingga kandungan deposit berwarna kuning tersebut menjadi konduktif dan menimbulkan efek seperti tembakan. 
Tindakan perbaikan: Pembersihan pada komponen busi tidak akan efektif, ganti busi dengan yang baru.
Gambar 9 & 10: Tampilan deposit dengan warna cokelat kekuningan ini menunjukkan telah terjadisuatu efek kombinasi dari unsur karbon dan timbale pada aditif BBB dengan BBM. Akan menyebabkan terjadinya suatu kondisi penumpukan pada bagian hidung isolator busi sehingga kondisi kinerja mengemudi tidak dapat cepat dan pada Rpm rendah awal mesin menjadi terasa berat dan kemudian berubah menjadi ringan dan ketika kondisi suhu busi dalam keadaan dingin maka deposit tersebut akan mengeras.
Tindakan perbaikan: Pembersihan amplas pada bagian deposit dari busi tidak akan berguna, lakukan dengan penggantian busi yang  baru.
Gambar 11 & 12: Tampilan menumpuknya deposit kecoklatan cinder dan berabu pada bagian komponen elektroda dan isolator busi diakibatkan oleh residu BBM dan unsur gas aditif BBM, dimana telah terjadi unsur yang terkandung pada aditif BBM yang tidak terbakar menimbulkan abu di ruang pembakaran dan busi. 
Tindakan perbaikan: Diperluakan pembersihan sisa abu arang diruang pembakaran sebelum memasang busi baru.
Gambar 13: Tampilan ini menunjukkan kondisi elektroda busi yang telah lumer dan ujung dari isolator telah melepuh diakibatkan oleh kondisi rentang suhu mengalami panas yang keliru atau efek kinerja torsi mesin yang cukup dan berlebihan. 
Catatan: Jika komponen isolator di pisahkan dari shell dan ternyata komponen yang berubah warna, maka penyebabnya adalah efek kinerja torsi yang cukup. Dan jika komponen shell tidak berubah warna maka efek kinerja torsi  yang berlebihan sebagai penyebabnya, sehingga busi mengalami kinerja tambahan yang berlangsung berulang-ulang kali secara terus menerus dapat mengakibatkan efek kerusakan pada kinerja mesin.
Tindakan perbaikan: Diperlukan suatu kegiatan Tune-Up pada mesin secara menyeluruh sebelum penggunaan busi yang baru dan periksa semua bentuk aplikasi yang sesuia guna untuk memastikan kondisi rentang suhu panas yang tepat.
Gambar 14: Tampilan dari mencairnya komponen pusat elektroda komponen busi yang terbakar diakibatkan kinerja pembakaran mengelitik/PING/Knocking atau posisi timing-pengapian yang terlalu maju, dan dalam hal ini efek tembakan/mengelitik akan terjadi sehingga tenaga daya mesin akan hilang dan dapat berakibatkan kerusakan pada mesin.
Tindakan perbaikanLakukan Tune-Up mesin secara menyeluruh.
Gambar 15: Tampilan dari komponen elektroda busi yang meleleh dan mengandung tanah disebabkan oleh efek kinerja knocking/mengelitik/PING.Kondisi knocking ini dikarenakan telah terjadinya suatu Hot-Spot di ruang pembakaran atau timing pengapian yang terlalu maju, rasio pencampuran udara dan BBM ( Air Fuel Ratio ) yang terlalu ramping, kinerja mekanisme pada bagian muka distributor ada yang cacat, adanya tumpukan deposit di dalam ruang pembakaran, gasket/packing pada cylinderhead atau manifold knalpot dalam kondisi cacat.
Tindakan perbaikan: Tune-Up mesin secara menyeluruh dan periksa kondisi komponen sesuai data deteksi di atas.
Gambar 16: Tampilan dimana telah terjadi suatu efek kinerja erosi pada bagian komponen elektroda busi dikarenakan tidak mengamati masa waktu interval penggantian busi, dengan cirri-ciri sering terjadi efek tembakan disebabkan oleh rendahnya kinerjapengapian pada suatu pembakaran BBM.
Tindakan perbaikan: Lakukan penggantian busi yang baru.


Kesimpulan :
  • Sejak ditemukannya identifikasi spesifik tentang data silinder, maka dapat dibuatkan suatu cacatan penting pendeteksian tampilan tentang apa yang dapat ditunjukan oleh kondisi kinerja mesin melalui busi dan silinder yang sebenarnya.
  • Perlu diingat bahwa jika kondisi mesin dalam keadaan normal, semua kabel colokan busi harus menunjukan kondisi elektroda yang sama erosinya dan corona warna cokelat dan abu-abu nya.
  • Khususnya jika ditemukan tampilan  yang berbeda dari yang seharusnya maka dapat disimpulkan :
* Indikasi terjadi masalah dengan kinerja dari silinder.
*  Komponen throttle karburator tidak sesuai kinerjanya / rusak.
*  Penggunaan suatu produk untuk campuran BBM Bensin yang tidak tepat, sehingga kualitas 
    BBM Bensin menjadi tidak sesuai dengan ketentuan standar BBM Bensin Otomotif yang baik.
  • Setingan AFR harus selalu menjadi dibawah 14,7 : 1,  sehingga BBM yang diinjeksikan selalu akan cenderung berlebihan - running fuel/ 'Rich', 
  • Jika proses kinerja pembakaran BBM sulit menguap dan terbakar, maka akan menyebabkan kinerja performa mesin menjadi berat, busi dan ruang bakar akan dikontaminasi residu 'unburn hidrocarbon (UHC) BBM seperti yang ditunjukan pada tampilan petunjuk diatas, serta akhirnya menyebabkan  tumpukan residu kerak karbon (Caller), dan emisi gas buang CO,HC,CO2 akan tinggi.
  • Exhaust Port knalpot akan cenderung terdapat jelaga kerak karbon yang tebal, ber-aromatik menyesakan nafas & memedihkan mata, serta asap knalpot berwarna putih & hitam.